Rabu, 16 November 2016
Home »
» Kondisi perekonomian Indonesia
Kondisi perekonomian Indonesia
Kondisi perekonomian Indonesia sesaat setelah proklamasi
kemerdekaan sangatlah kritis. Meski secara politis kemerdekaan
telah diraih, namun terdapat berbagai permasalahan ekonomi
yang dihadapi bangsa Indonesia, di antaranya adalah inflasi
cukup tingi, defisit dalam perdagangan internasional, dan
kekurangan tenaga ahli untuk menuju ekonomi nasional.
E. Perkembangan Ekonomi Indonesia
Pascapengakuan Kedaulatan
Gambar 2.17 Pengambilan sumpah dan pelantikan Jenderal Soeharto sebagai pejabat
Presiden Republik Indonesia.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
74 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas IX
Adapun perkembangan ekonomi Indonesia dapat kamu
pelajari dalam uraian materi ini.
1. Nasionalisasi Ekonomi
Sektor ekonomi Indonesia pada tahun 1950-an diwarnai oleh
berbagai kebijakan pemerintah di antaranya sebagai berikut.
a. Untuk memperbaiki sektor ekonomi Indonesia secara
bertahap dan perubahan ciri ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional.
b. Pada masa Kabinet Natsir, Menteri Keuangan Soemitro
Djoyohadikusumo membuat program yang dinamakan
Gerakan Benteng. Gerakan Benteng bertujuan untuk
menumbuhkan kelas pengusaha di tengah-tengah
masyarakat Indonesia melalui kemudahan pemberian
pinjaman modal bagi kaum pengusaha Indonesia. Dengan
begitu, diharapkan para pengusaha Indonesia akan maju dan
mampu ikut mendorong perbaikan perekonomian nasional
sehingga secara perlahan ciri ekonomi kolonial akan berubah
menjadi ekonomi nasional.
c. Pada tahun 1950, pemerintah mengambil kebijakan untuk
memotong nilai mata uang rupiah di atas Rp2,5 menjadi
setengahnya. Ini dilakukan untuk menanggulangi masalah
defisit kas negara yang mencapai angka Rp5,1 milliar.
Kebijakan itu ditempuh oleh Menteri Keuangan Syafruddin
Prawiranegara pada 19 Maret 1950.
d. Melakukan nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia
untuk menekan biaya ekspor dan menaikkan pendapatan.
e. Mengurangi volume impor dan memberikan bantuan
pengusaha lemah.
Pada masa Kabinet Ali Sastroamidjoyo I, Menteri Keuangan Mr.
Ishak Cokrohadisuryo memunculkan Sistem Ekonomi Ali Baba.
Sistem Ekonomi Ali Baba merupakan upaya untuk meningkatkan
kemampuan ekonomi dari ‘Ali’ (warga pribumi) dan ‘Baba’
(warga keturunan Tionghoa) agar kedua elemen masyarakat
tersebut mampu ikut mendorong perbaikan sistem ekonomi
Indonesia. Seperti halnya Gerakan Benteng, sistem ekonomi Ali
Baba pun memberikan fasilitas kemudahan kredit yang dalam
kenyataannya disalahgunakan oleh sebagian pengusaha untuk
memperkaya diri sendiri dengan mengajukan kredit tanpa
melakukan pembayaran utang.
Setelah melakukan nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank
Indonesia, akhirnya pada tahun 1958 pemerintah melakukan
nasionalisasi terhadap lebih dari 700 perusahaan Belanda yang
masih ada. Dengan melakukan nasionalisasi terhadap berbagai
perusahaan Belanda, pemerintah berharap agar Indonesia memiliki
kemandirian dalam sektor ekonomi hingga tidak lagi
menggantungkan kehidupan pada sistem ekonomi yang
merupakan warisan kolonial Belanda. Selain itu juga mempercepat
pembangunan sistem ekonomi yang berciri nasional mengingat
Indonesia telah menjadi sebuah negara merdeka.
0 komentar:
Posting Komentar