Rabu, 16 November 2016
Home »
» perjalanan sejarah Indonesia
perjalanan sejarah Indonesia
Di dalam perjalanan sejarah Indonesia setelah proklamasi
kemerdekaan, bangsa Indonesia memasuki masa revolusi fisik.
Upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia melewati
berbagai peristiwa yaitu pelucutan senjata Jepang, menghadapi
tentara Sekutu dan Netherlands Indies Civil Administration
(NICA), serta perjuangan politik untuk mendapatkan
pengakuan internasional.
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan bukanlah
persoalan yang mudah. Perjuangan itu perlu mendapat
dukungan dari semua elemen masyarakat untuk bersatu. Fase
yang kurang lebih berlangsung selama lima tahun ini kemudian
dikenal dengan sebutan “fase revolusi fisik untuk mempertahankan
kemerdekaan”.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya,
Belanda dengan membonceng tentara Sekutu ingin menancapkan
kekuasaannya lagi di Indonesia. Hal itu mengakibatkan
munculnya konflik antara Indonesia dengan Belanda.
1. Faktor Penyebab Konflik Indonesia–Belanda
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara
Indonesia dengan Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 antara lain sebagai berikut.
a. Misi Sekutu yang Pertama
Pada tanggal 16 September 1945, pasukan Sekutu dengan
dipimpin Laksamana Muda Petterson mendarat di Tanjung
Priok dengan kapal Cumberland milik Inggris. Dalam
rombongan itu juga terdapat C.H.O. Van der Plas sebagai
wakil dari van Mook. Selanjutnya pasukan Sekutu membagi
daerah masing-masing divisi. Kedatangan pasukan Sekutu
yang diboncengi NICA menunjukkan bukti bahwa Sekutu
mendukung pendudukan kembali Belanda di Indonesia. Hal
ini membuat mereka menghadapi berbagai pertempuran
dengan rakyat Indonesia yang tidak mau lagi dijajah Belanda.
b. Pendaratan Tentara Sekutu ke Indonesia
Divisi yang bertugas mengambil alih Indonesia dari tangan
Jepang bernama Allied Force Nederlands East Indies (AFNEI),
pimpinan Letnan Jenderal Sir Phillip Christison.
Tugas AFNEI yaitu menerima penyerahan kekuatan
bersenjata Jepang, membebaskan tawanan perang Sekutu
dan sipil, melucuti senjata, serta mengumpulkan orang
Jepang untuk dikirim kembali ke Jepang. Selain itu, AFNEI
juga bertugas membangun keamanan dan ketertiban di
Indonesia sebelum berfungsinya kembali pemerintah sipil.
Pihak pemerintah Indonesia menginstruksikan agar tidak
A. Konflik Indonesia dengan Belanda
Gambar 2.1 Van der Plas, wakil van
Mook.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
Panglima AFNEI Letnan Jenderal
Christison melakukan perundingan
dengan pemerintah Republik
Indonesia pada tanggal 25
Oktober 1945, dan mengeluarkan
pernyataan yang pada hakikatnya
mengakui secara de facto
negara Republik Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar